Friday, June 27, 2008

Massa PDIP Serbu Tempat Rakernas PDP

Oleh
Suradi/SU Herdjoko

Jakarta – Massa dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rabu (26/7) dini hari, pukul 03.30 WIB, menyerbu dan merusak Panti Marhaen, tempat digelarnya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) di Semarang, 30 Juli 2006 mendatang.
Penyerbuan itu diduga berlatar belakang upaya untuk menggagalkan rakernas PDP di Semarang, Jawa Tengah.
Pimpinan kolektif nasional PDP Didik Supriyanto dan Noviantika Nasution mengungkapkan hal itu kepada SH, Rabu (26/7) pagi. Keduanya menyayangkan tindakan kekerasan yang dilakukan massa PDIP. Keduanya menilai kondisi itu akan mempertajam konflik di tingkat akar rumput, terutama massa yang selama ini mengklaim sebagai kaum nasionalis.
Menurut Didik Supriyanto, Panti Marhaen di Semarang itu bukanlah milik PDP maupun PDIP melainkan milik Yayasan Panti Marhaen yang memang dulu berafiliasi ke PDIP, tapi kini yayasan itu netral.
Namun, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Murdoko menjelaskan bahwa Panti Marhaen bukan milik perorangan, sebab sudah dikelola oleh PDIP Pusat. ”Jadi tidak boleh ada yang mengkalim Panti Marhaen milik orang perorangan,” tegasnya.
Partai Demokrasi Pembaruan selama ini menyewa Panti Marhaen untuk kegiatan-kegiatan partai yang cukup besar di tingkat Jawa Tengah. “Kita pun menyiapkan Panti Marhaen untuk rakernas yang akan dimulai tiga hari lagi. Tapi tempat itu dirusak dan atribut-atribut PDP pun ikut menjadi korban,” kata Didik.

Didik mengungkapkan perkembangan PDP di Jawa Tengah, khususnya di Semarang, memang luar biasa karena di sana ada tokoh kharismatis bernama Mardiyo, yang sebelumnya pernah memimpin PDIP Jawa Tengah, sekarang sebagai penggerak dan tokoh kharismatis PDP Jawa Tengah.
Motif politik untuk menggagalkan rakernas PDP, menurut Didik Supriyanto, sangat kuat karena mereka khawatir perkembangan PDP di Jawa Tengah ini akan mengempaskan PDIP.
Sementara itu, pimpinan kolektif PDP lainnya Noviantika Nasution kepada SH mengungkapkan keterkejutannya atas penyerbuan Panti Marhaen yang menjadi tempat pelaksanaan rakernas PDP. “Mereka tidak mau belajar dari kasus sejarah penyerbuan kantor PDIP di Jalan Diponegoro karena besok adalah tanggal 27 Juli,” katanya.
Noviantika dan Didik Supriyanto mengimbau massa PDP dan kaum nasionalis pendukung PDP tidak terprovokasi dengan aksi-aksi kekerasan dan kriminal yang dilakukan massa PDIP karena hal itu hanya akan merugikan PDP.
Noviantika dan Didik Supriyanto meminta aparat kepolisian untuk segera mengusut dan menangkap pelaku kekerasan karena hal ini sangat mengganggu perkembangan demokrasi di Tanah Air.

Anggota DPRD Terlibat
Sementara itu, Pelaksana Harian Pimpinan Kolektif Nasional PDP Roy BB Janis kepada SH. Rabu pagi, mengatakan laporan yang diterima dari pimpinan kolektif daerah PDP Jawa Tengah, Mardiyo, yang merekam peristiwa penyerbuan, terungkap ada anggota DPRD dari PDIP yang terlibat di dalam penyerbuan tersebut. Tindakan ini jelas sangat bertentangan dengan etika dan moral seorang wakil rakyat.
Selain itu, Roy BB Janis juga menduga ada perintah langsung dari pusat atas penyerbuan Panti Marhaen dengan tujuan menggagalkan pelaksanaan rakernas PDP, apalagi sekarang ini Ketua Umum PDIP tengah berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Jika ternyata ada benang merah keinginan Jakarta dan Semarang, sebagai partai oposisi PDIP justru telah melakukan tindakan antidemokrasi dan merusak citra partai oposisi,” ujar Roy BB Janis.
Menurut Roy, tidak ada kaitan lagi antara PDIP dan PDP karena tokoh-tokoh PDP dan para pendukungnya, yang semula berada di PDIP telah memisahkan diri dan mendirikan partai baru bernama PDP yang sudah dilaporkan ke Menteri Hukum dan HAM.
Peristiwa kekerasan ini harus segera diusut tuntas dan PDP meminta aparat terkait segera mengumumkan pelaku-pelaku dan menghukumnya sesuai dengan perbuatan mereka.
Tentang pelaksanaan rakernas yang tinggal beberapa hari lagi, PDP masih berharap bisa dilaksanakan di Panti Marhaen. Namun jika aparat setempat menyarankan untuk memindahkan tempat rakernas, PDP akan mempertimbangkan tetapi tidak mengundur jadwal pelaksanaan rakernas. (*)

No comments: